Persamaan Dasar Akuntansi
a.
Pengertian dan Rumusan Persamaan Dasar Akuntansi
Setelah memiliki pemahaman
tentang konsep-konsep dasar akuntansi, marilah kita lanjutkan kegiatan kita
dengan penyelenggaraan proses akuntansi. Untuk mempermudah dalam melaksanakan
proses pencatatan dan pelaporan, sebaiknya kita mulai dari persamaan dasar akuntansi.
Persamaan ini merupakan ringkasan dari pencatatan hasil analisis setiap
peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi. Coba Anda ingat-ingat
kembali pengertian peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang telah
dikemukakan dalam bagian I modul ini! Jika terjadi transakasi keuangan akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada aktiva, hutang, dan modal bukan? Perubahan itulah yang kita
ringkas dalam persamaan dasar akuntansi.
Anda telah mengetahui bukan, bahwa kekayaan yang
dimiliki oleh suatu organisasi bisnis (perusahaan) disebut asset, harta, atau aktiva sedangkan hak atau klaim terhadap
kekayaan tersebut disebut equities atau
passiva? Jika aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan sejumlah Rp 10.000,00
maka equities (klaim terhadap asset tersebut) juga senilai Rp 10.000,00. Hubungan antara dua komponen tersebut jika digambarkan dalam sebuah
persamaan tampak sebagai berikut:
Aktiva = Equities
Rp 10.000,00 = Rp 10.000,00
Di sisi lain, hak
atau klaim terhadap aktiva tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu haknya kreditor dan haknya pemilik. Hak dari kreditor disebut hutang (liabilities) dan hak dari pemilik disebut modal (capital/owner’s equity). Dengan demikian
pengembangan dari persamaan tersebut menjadi sebagai berikut:
Aktiva = Liabilities + Capital
Dalam persamaan
akuntansi, biasanya penyajian liabilities selalu mendahului capital (modal). Hal ini bukan hanya kebetulan saja, tetapi
memiliki makna bahwa kreditor memiliki hak terlebih dulu terhadap asset perusahaan
dari pada pemilik perusahaan itu sendiri seandainya perusahaan dilikuidasi
(dibubarkan). Dengan demikian, hak pemilik terhadap asset perusahaan dapat
dirumuskan dalam persamaan berikut:
Capital
= Aktiva - Liabilities
Seandainya
pada awal pendirian perusahaan, pemiliknya menyetor uang tunai atau benda lain
senilai Rp 5.000,00 untuk modal awal usahanya tanpa ada hutang, maka
persamaannya adalah:
Aktiva = Capital
Jadi, Rp 5.000,00 = Rp 5.000,00
Jika pemilik menambah modal Rp 2.500,00 dari hutang, maka persamaannya menjadi: Aktiva = Liabilities + Capital
Jadi, Rp 7.500,00 = Rp 2.500,00 + Rp 5.000,00
b. Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi
Semua transaksi keuangan (peristiwa
ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari yang paling sederhana sampai dengan yang
paling kompleks akan mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen
persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa menambah,
mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau modal. Penyelesaian
persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari transaksi keuangan yang
terjadi.
Untuk mempermudah dalam memahami dampak dari
perubahan pada persamaan dasar akuntansi sebagai akibat terjadinya transaksi keuangan,
marilah kita cermati contoh kasus berikut ini.
Salon Sekarkedaton
milik Ny. Ayu, yang beralamat di Jl. Joyo Utomo 504 Malang, baru dibuka awal
tahun 2007, ditempatkan di kamar paling
depan rumahnya. Sementara kamar
tersebut tidak dimasukkan sebagai asset
salon, tetapi dianggap menyewa. Selama bulan Januari 2007 transaksi keuangan yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Ny. Ayu menyetor uang tunai Rp
1.000.000,00 sebagai investasi pertamanya atau modal awalnya di Salon.
2. Membeli secara tunai peralatan salon
seharga Rp 300.000,00
5. Membayar
uang sewa kamar untuk bulan Januari sebesar
Rp 100.000,00
7. Membeli secara kredit dari
Toko Makmur peralatan salon seharga Rp 500.000,00 dan perlengkapan (suplies)
salon seharga Rp 200.000,00.
9. Dipinjam uang dari Bank
dengan menandatangani sebuah wesel jangka 3 bulan bunga 12% per tahun senilai Rp
750.000,00
14. Menyelesaikan pekerjaan merias pengantin putri Ny. Yuli senilai Rp 450.000,00 dan dan langsung dbayar tunai
15. Dibayar gaji pegawai untuk bulan
Januari Rp 150.000,00
20. Diselesaikan pekerjaan merias pengantin untuk Ibu Harmini senilai Rp
550.000,00. diterima tunai sebanyak Rp 250.000,00 dan sisanya akan dilunasi
bulan Pebruari 2007
22. Diangsur utang kepada Toko Makmur sebesar Rp 200.000,00
25. Dibayar
rekening listrik untuk bulan Januari Rp 75.000,00
29. Diterima dari Ibu Harmini angsuran utangnya kepada Salon sebanyak Rp
150.000,00
30. Diambil uang tunai oleh Ny. Ayu
sebesar Rp 100.000,00 untuk kepentingan pribadinya.
31. Dibayar
bunga atas wesel
untuk bulan Januari sebesar Rp 7.500,00
Setiap transaksi
keuangan pada tanggal-tanggal tersebut di atas akan membawa dampak perubahan
terhadap ketiga komponen persamaan dasar akuntansi (aktiva, hutang, dan modal). Pengaruh setiap transaksi keuangan itu terhadap
persamaan dasar akuntansi dapat dilihat dalam tabel berikut:
AKTIVA
|
HUTANG
|
MODAL
|
|||||
Tgl
|
Kas
|
Piutang Usaha
|
Peralatan
|
Perlengkapan
|
Hutang Usaha
|
Hutang wesel
|
Modal
|
1
|
1,000,000
|
1,000,000
|
|||||
2
|
-300,000
|
300,000
|
|||||
5
|
-100,000
|
-100,000
|
|||||
7
|
500,000
|
200,000
|
700,000
|
||||
9
|
750,000
|
750,000
|
|||||
14
|
450,000
|
450,000
|
|||||
15
|
-150,000
|
-150,000
|
|||||
20
|
250,000
|
300,000
|
550,000
|
||||
22
|
-200,000
|
-200,000
|
|||||
25
|
-75,000
|
-75,000
|
|||||
29
|
150,000
|
-150,000
|
|||||
30
|
-100,000
|
-100,000
|
|||||
31
|
-7,500
|
-7,500
|
|||||
1.667.500
|
150.000
|
800.000
|
200.000
|
500.000
|
750.000
|
1.567.500
|
Dalam praktiknya, sepanjang perjalanan periode persamaan tersebut dapat dimodifikasi menjadi:
Asset + Beban (biaya) = Liabilities + Penghasilan + Capital
Dengan demikan, data transaksi
dalam kasus yang terjadi pada salon Sekarkedaton di atas dapat disusun
persamaan dasar akuntansi sebagi berikut:
Tgl
|
Keterangan
|
Aktiva
+ Beban =
Hutang + Pendaptn + Modal
|
||||
1
|
Setoran pemilik
|
1.000.000
|
1.000.000
|
|||
2
|
Beli peralatan tunai
|
± 300.000
|
||||
5
|
Bayar sewa gedung
|
- 100.000
|
100.000
|
|||
7
|
Beli peralatan &
perlengkapan
|
700.000
|
700.000
|
|||
9
|
Utang wesel 12% p.a
|
750.000
|
750.000
|
|||
14
|
Hasil Rias pengantin
|
450.000
|
450.000
|
|||
15
|
Bayar Gaji
|
-150.000
|
150.000
|
|||
20
|
Hasil Rias pengantin
|
550.000
|
550.000
|
|||
22
|
Angsur utang
|
- 200.000
|
- 200.000
|
|||
25
|
Bayar listrik
|
- 75.000
|
75.000
|
|||
29
|
Angsuran Harmini
|
±150.000
|
||||
30
|
Ambil prive
|
- 100.000
|
- 100.000
|
|||
31
|
Bunga wesel
|
- 7.500
|
7.500
|
|||
Jumlah
|
2.817.500
|
332.500
|
1.250.000
|
1.000.000
|
900.000
|
Dua contoh bentuk persamaan dasar
akuntansi untuk menyelesaikan transaksi keuangan tersebut tampak berbeda bukan?
Namun keduanya akan menghasilkan
informasi yang sama. Dari persamaan pertama, dapat diketahui bahwa aktiva salon
tersebut senilai Rp 2.817.500,00 yang
diperoleh dengan menjumlahkan kas sebesar Rp1.667.500,00 piutang sebesar Rp150.000,00 peralatan sebesar Rp 800.000,00 dan perlengkapan sebesar Rp 200.000,00.
Hutang salon senilai Rp 1.250.000,00 diperoleh dengan cara menjumlahkan
hutang usaha Rp 500.000,00 dan hutang wesel sebesar
Rp 750.000,00. Modal yang dimiliki salon
senilai Rp 1.567.500,00. Dari persamaan kedua, dapat diketahui secara
langsung bahwa aktiva salon tersebut sebesar Rp 2.817.500,00
dan hutangnya sebesar Rp 1.250.000,00 sedangkan modal
salon sebesar Rp 1.567.500,00 yang diperoleh dengan cara menambahkan modal
Rp 900.000,00 dengan pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00
dan dikurangi beban sebesar Rp 332.500,00. Cara yang digunakan untuk
melaksanakan pencatatan setiap transaksi keuangan boleh berbeda, namun
informasi yang dihasilkannya harus sama.
Dalam penyelesaian persamaan pertama, membuat penggolongan pada aktiva dan hutang,
sedangkan beban dan pendapatan langsung ditambah atau dikurangkan pada
modal. Pada persamaan kedua unsur aktiva
dan hutang tidak digolong-golongkan, tetapi beban dan pendapatan dipisahkan
dari modal. Dalam praktik di dunia kerja Anda dapat menggunakan salah satu dari
kedua persamaan itu, mengingat bahwa hasil akhir atau informasi yang dihasilkan
sama.
Penyelesaian transaksi ke dalam persamaan
kedua terdapat tanda ± yaitu pada tanggal 2 dan 29
Januari 2007. Tanda itu merupakan contoh transaksi yang menyebabkan perubahan
terhadap susunan aktiva. Akibat transaksi tanggal 2 Januari, aktiva yang semula
berupa uang tunai (kas) Rp 300.000,00 berubah menjadi peralatan salon dengan
nilai yang sama, sedangkan transaksi tanggal 29 Januari menyebabkan berubahnya
aktiva yang semula piutang sebesar Rp 150.000,00 menjadi uang tunai dengan
nilai yang sama. Kedua contoh transaksi tersebut tidak menyebabkan bertambah
atau berkurangnya nilai aktiva, hutang, maupun modal. Contoh transaksi lain,
mengaksep wesel atas hutang usaha pada perusahaan lain. Transaksi ini
menyebabkan susunan hutang berubah, yakni semula berupa hutang usaha berubah menjadi hutang wesel.
Selain itu, pada kenyataan di
dunia bisnis akan banyak Anda jumpai transaksi-transaksi serupa, yaitu
transaksi yang menyebabkan berubahnya aktiva, hutang, atau modal. Contoh-contoh
yang disajikan di atas hanya merupakan sebagian kecil dari transaksi yang
sebenarnya. Diharapkan contoh-contoh itu dapat digunakan sebagai acuan
dalam penyikapan akuntansi jika ada
transaksi yang sejenis.
c. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Anda tentunya masih mengingat
dan sudah memahami bahwa tujuan dari penyelenggaraan akuntansi adalah
menyajikan informasi keuangan. Informasi keuangan dari suatu perusahaan
tersebut berguna bagi fihak-fihak yang berkepentingan dan memerlukannya (para
pemakai) sebagai dasar untuk mengambil keputusan
ekonomi. Dengan informasi keuangan yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya
dan kemudian menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan
usaha mereka.
Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam
laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi para pemakainya, maka
penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas primer dan sekunder.
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat
informasi akuntansi berguna sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Kualitas primer
meliputi relevan dan handal (reliabel).
a) Relevan berarti bahwa laporan keuangan
(informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu perusahaan memiliki hubungan langsung
dengan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat
membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya.
Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai prediktif, umpan balik, dan tepat waktu.
(1) Informasi memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat membantu para pemakainya untuk
memprediksi kinerja perusahaan di masa
depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan
datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari kemampuan
para pemakai dalam menganalisis informasi dan kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis
di masa depan.
(2) Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback) jika informasi tersebut dapat
mendukung atau memberi masukan untuk memperbaiki prediksi yang sudah dibuat
oleh para pemakainya. Dengan informasi yang diperoleh, para pemakai dapat
mengevaluasi kembali prediksi yang telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan
untuk menentukan apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
(3) Tepat waktu berarti informasi akuntansi tersebut
tersedia pada saat dibutuhkan oleh para pemakainya. Dengan demikian, informasi
itu tidak kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.
b)
Handal
(reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup
terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi
yang handal adalah informasi yang memenuhi syarat: dapat diperiksa, penyajian
yang jujur, dan netral.
(1)
Dapat diperiksa artinya laporan keuangan (informasi
akuntansi) tersebut jika diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang
menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan yang sama pula.
(2)
Penyajian yang jujur artinya laporan keuangan disajikan
sesuai dengan kondisi transaksi keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan
kalimat lain dapat dikemukakan bahwa suatu laporan keuangan disajikan secara
jujur jika dalam penyajiannya ada
kecocokan/kesesuaian antara transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan
yang dibuat. Jadi, dalam penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3) Netral
artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah
untuk menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak yang berkepentingan
(pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya ada satu laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun
yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada pemakai informasi yang ”tersesat”
sebagai akibat dari penggunaan informasi
yang tidak netral.
Kualitas sekunder merupakan kualitas tambahan yang
seharusnya dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan. Meskipun hal ini bukan merupakan kualitas
utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi
pengguna/pemakainya. Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan konsistensi.
a) Keterbandingan berarti bahwa laporan
keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika
dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan
lain. Suatu informasi dianggap dapat
diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan cara yang sama
untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi
para pemakainya untuk mengenali dan menganalisis
persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan karena metode akuntansi yang digunakan dapat
diperbandingkan.
b) Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan
(informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika
dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada
waktu yang berbeda. Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan
perlakuan akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu
yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah metode
(perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan, maka pada periode
dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam laporan
keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti
keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah
metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi
finansialnya.
Bentuk formal
dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan (financial statement). Pada Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa laporan
kuangan suatu perusahaan disajikan dan ditujukan kepada semua pihak yang
berkepentjngan terhadap informasi itu, baik dari unsur internal perusahaan
maupun dari unsur eksternal. Dengan demikian, laporan keuangan tersebut tidak
sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakainya. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi ini diharapkan dapat
bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai)
dalam upaya mencari bahan masukan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan
yang lengkap terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Dengan lima komponen laporan itu, diharapkan dapat memberi gambaran yang
relatif komprehensif tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Dari lima
komponen tersebut, laporan keuangan yang
dibahas dalam bagian II modul ini hanya tiga jenis, yaitu laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, dan neraca. Dua jenis
laporan lainnya, yaitu laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan akan
dibahas pada modul yang lain.
a) Laporan laba rugi (income statement)
Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu
perusahaan, kita dapat melihat dari laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu
perusahaan harus dilaporkan, minimal sekali dalam satu periode. Salah satu
bentuk laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi. Laporan laba
rugi merupakan laporan tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam laporan
ini disajikan jumlah pendapatan (revenue)
dan biaya (expenses) serta laba atau
rugi (profit/losses) suatu perusahaan
selama periode waktu tertentu. Dari laporan ini kita dapat menganalisis perbandingan
antara pendapatan dengan biaya untuk memperolehnya, sehingga dapat mengukur
tingkat efisiensinya.
Contoh transaksi yang terjadi pada Salon Sekarkedaton
yang telah dibukukan dalam persamaan
dasar akuntansi di atas, jika dianggap belum ada beban dari unsur perlengkapan
dan peralatan (diasumsikan masih utuh), maka laporan laba ruginya dapat disusun
seperti berikut ini.
Salon Sekarkedaton
|
||
Laporan Laba
Rugi
|
||
Untuk Periode
yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
|
||
Pendapatan
|
||
Perdapatan salon
|
1.000.000,00
|
|
Beban Usaha
|
||
Biaya Sewa Gedung
|
100.000,00
|
|
Biaya Gaji pegawai
|
150.000,00
|
|
Biaya listrik
|
75.000,00
|
|
Biaya bunga
|
7.500,00
|
|
Jumlah beban Usaha
|
332.500,00
|
|
Laba bersih
|
667.500,00
|
Contoh lain, misalnya data keuangan yang
disajikan Penjahit Rapi pada tanggal 31 Desember tahun 2006 sebagai berikut:
1. Kas Rp 55.000,00
2. Piutang jasa Rp 10.000,00
3. Peralatan Rp 20.000,00
4. Perlengkapan Rp 5.000,00
5. Pendapatan jahit Rp 19.200,00
6. Pendapatan lain-lain Rp 500,00
7. Biaya perlengkapan Rp 3.500,00
8. Gaji penjahit Rp 5.000,00
9. Biaya lain-lain Rp 1.200,00
10. Modal Rp 80.000,00
Laporan laba rugi yang dapat disusun
dari data keuangan penjahit rapi tersebu adalah sebagai berikut:
Penjahit Rapi
|
||
Laporan Laba
Rugi
|
||
Untuk Periode
yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
|
||
Pendapatan
|
||
Perdapatan jahit
|
19.200,00
|
|
Pendapatan lain-lain
|
500,00
|
|
Jumlah Pendapatan
|
19.700,00
|
|
Beban Usaha
|
||
Biaya Gaji penjahit
|
5,000,00
|
|
Biaya perlengkapan
|
3.500,00
|
|
Biaya lain-lain
|
1.200,00
|
|
Jumlah beban Usaha
|
9.700,00
|
|
Laba bersih
|
10.000,00
|
Dua
buah contoh di atas memang masih sangat sederhana. Jenis transaksi yang
diberikan pun masih terbatas (belum beragam). Praktiknya di dunia usaha
tentunya sangat kompleks dan rumit. Namun prinsip pencatatan dan pelaporannya sama. Dengan contoh yang
sederhana tersebut diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat usaha anda dalam
memahami dan meningkatkan ketrampilan menyusun laporan laba rugi.
b) Laporan
Perubahan Ekuitas (owner’s equity statement)
Bentuk lain dari laporan keuangan yang
kita bahas pada bagian ini adalah laporan perubahan ekuitas pemilik perusahaan.
Sesuai dengan namanya, laporan ini memberikan informasi tentang perubahan modal
pemilik selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
pada modal (ekuitas pemilik) adalah: tambahan investasi yang dilakukan oleh
pemilik, pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan (laba/rugi)
selama satu periode, dan prive pemilik, baik ambil maupun menambah. Dengan
membaca laporan ini, akan diketahui perubahan modal dan faktor apa yang
menyebabkan perubahan tersebut.
Jika dari contoh persamaan dasar akuntansi di atas
dibuat laporan perubahan ekuitasnya, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Salon
Sekarkedaton
|
||
Laporan Perubahan
Modal
|
||
Untuk Periode
yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
|
||
Modal awal per 1 Januari 2007
|
1.000.000,00
|
|
Laba bersih bulan Januari tahun 2007
|
667.500,00
|
|
Pengambilan prive
|
-100.000,00
|
|
Penambahan modal
|
567.500,00
|
|
Modal akhir per 31 Januari 2007
|
1.567.000,00
|
Dari data yang disajikan Penjahit
Rapi di atas dapat disusun laporan perubahan modalnya sebagai berikut:
Penjahit Rapi
|
||
Laporan Perubahan
Modal
|
||
Untuk Periode
yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
|
||
Modal awal per 1 Januari 2006
|
80.000,00
|
|
Laba bersih tahun 2006
|
10.000,00
|
|
Modal akhir per 31 Desember 2006
|
90.000,00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar